KOTA MADIUN (DinasPUPR) – Empat bulan menjelang tutup tahun, sederet proyek strategis di Kota Madiun dipastikan progres pekerjaannya. Tak terkecuali proyek milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Madiun.
Jumat (30/8), Pj Wali Kota Madiun Eddy Supriyanto meninjau progres pekerjaan proyek Jembatan Patihan. Hasilnya, progres pekerjaan sederet proyek yang diinspeksi masih sesuai jadwal pelaksanaan.
‘’Kami ingin cek progres pembangunan proyek strategis. Sementara ini on progres semua,’’ kata Eddy.
Eddy mengungkapkan, pekerjaan proyek strategis di Kota Madiun harus berkejaran dengan waktu. Salah satunya, pembangunan jembatan gantung penghubung Kelurahan Patihan-Kelurahan Sogaten senilai Rp 9,6 miliar.
‘’Jembatan kejar-kejaran dengan musim penghujan. Kami berharap bisa selesai November,’’ harap Eddy. (*)
KOTA MADIUN (DinasPUPR) – Pembangunan Taman Aspirasi di Jalan Taman Praja dilanjutkan tahun ini. Bakal ada sejumlah pekerjaan di ruang terbuka hijau (RTH) itu.
‘’Paket proyek di pekerjaan tahun ini masih proses tender,’’ kata Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Madiun Hesti Setyorini, Jumat (23/8).
Hesti menjelaskan, pekerjaan tahun ini meliputi lantai beton dan peninggian level urukan. Luas lahan yang digarap sekitar 2.820 meter persegi. ‘’Pagu anggaran Rp 500 juta,’’ sebutnya.
Menurut Hesti, peninggian level urukan dan lantai beton tidak butuh banyak waktu. Meski begitu, pihaknya tetap berupaya menyelesaikan proses lelang. Kalau lelang selesai paling lambat akhir Agustus atau awal September nanti, estimasi pekerjaan selesai Desember mendatang.
‘’Sementara masih sesuai jadwal. Insya Allah lelang segera selesai dan proyek bisa segera dikerjakan,’’ tuturnya.
Hesti mengatakan, Taman Aspirasi sebagai wadah rakyat menyampaikan aspirasi. Konsepnya, dibangun tribun atau panggung permanen untuk dijadikan titik pertunjukkan kesenian dan sebagainya.
‘’Panggung permanen sebelah utara sudah dikerjakan tahun lalu. Untuk fasilitas lainnya masih bertahap dikerjakan,’’ pungkas Hesti. (*)
KOTA MADIUN (DinasPUPR) – Pasca roboh 2021 lalu, Jembatan Patihan kembali dibangun. Bahkan, telah menyentuh pekerjaan fisik. Rencananya, pembangunan jembatan penghubung Kelurahan Patihan dan Kelurahan Sogaten yang melintasi sungai Bengawan Madiun itu dijadwalkan selesai Desember mendatang.
‘’Estimasi pekerjaan butuh waktu lima bulan. Insya Allah Desember selesai,’’ kata Kabid Bina Marga DPUPR Kota Madiun Agus Tri Sukamto, Jumat (23/8).
Agus mengklaim progres pekerjaan Jembatan Patihan sesuai jadwal perencanaan. Memasuki bulan ini, pekerjaan terfokus pada abutment. Setelah rampung, dilanjutkan pemasangan rangka atas hingga jembatan gantung benar-benar selesai.
Nantinya, Jembatan Patihan kali ini berupa jembatan gantung. ‘’Nanti jembatan gantung hanya bisa dilintasi kendaraan roda dua dan pejalan kaki. Kalau dalam keadaan urgent bisa dilintasi ambulans. Estimasi beban maksimal sekitar 5 ton,’’ ujarnya.
Agus menjelaskan, panjang jembatan disesuaikan dengan lebar sungai Bengawan Madiun. Tepian kanan kiri sungai dibangun beton penghubung sepanjang 15 meter. Kemudian, jembatan dibangun sepanjang 80 meter dengan lebar 1,8 meter.
‘’Terkait perizinan, kami sudah berkoordinasi dengan BBWS Bengawan Solo. Termasuk rekomendasinya,’’ sebutnya.
Dia menambahkan, pembangunan jembatan Patihan merupakan tindak lanjut usulan warga setempat dalam musyawarah perencanaan pembangunan. Baik tingkat kelurahan, kecamatan, hingga kota. Alhasil, usulan pembangunan tersebut mendapat pos anggaran dan direalisasikan tahun ini. (*)
KOTA MADIUN (DinasPUPR) – Keinginan warga Kelurahan Patihan dan Kelurahan Sogaten kembali memiliki jembatan penghubung akhirnya terwujud. Sejak roboh pada 2021 silam, Jembatan Patihan dibangun Pemkot Madiun tahun ini.
‘’Sosialisasi dan survei sudah selesai. Saat ini mulai pemesanan rangka jembatan dan pekerjaan pemancangan di sisi wilayah Kelurahan Sogaten,’’ kata Kabid Bina Marga DPUPR Kota Madiun Agus Tri Sukamto, Senin (19/8).
Agus mengatakan, progres pekerjaan Jembatan Patihan sesuai jadwal perencanaan. Memasuki bulan ini, pekerjaan terfokus pada abutment. Setelah rampung, dilanjutkan pemasangan rangka atas hingga jembatan gantung benar-benar selesai.
‘’Estimasi pekerjaan butuh waktu lima bulan. Insya Allah Desember selesai,’’ yakinnya.
Menurut Agus, panjang jembatan disesuaikan dengan lebar sungai Bengawan Madiun. Nantinya, tepian kanan kiri sungai dibangun beton penghubung sepanjang 15 meter. Kemudian, jembatan dibangun sepanjang 80 meter dengan lebar 1,8 meter.
‘’Terkait perizinan, kami sudah berkoordinasi dengan BBWS Bengawan Solo. Termasuk rekomendasinya,’’ sebutnya.
Dia menambahkan, pembangunan jembatan Patihan merupakan tindak lanjut usulan warga setempat dalam musyawarah perencanaan pembangunan. Baik tingkat kelurahan, kecamatan, hingga kota. Alhasil, usulan pembangunan tersebut mendapat pos anggaran dan direalisasikan tahun ini.
‘’Kalau dalam keadaan urgent bisa dilintasi ambulans. Estimasi beban maksimal sekitar 5 ton,’’ tandas Agus. (*)
KOTA MADIUN (DinasPUPR) – Pengembangan dan penataan kawasan Stasiun Madiun di Jalan Kompol Sunaryo kembali dibahas. Bahkan, Pj Wali Kota Madiun Eddy Supriyanto didampingi Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Madiun meninjau lokasi penataan beberapa waktu lalu.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Madiun Thariq Megah tak menampik rencana ulang penataan Jalan Kompol Sunaryo tersebut. Hanya saja, bakal ada perubahan rencana nantinya.
Meski begitu, dia belum bisa bicara banyak terkait rencana tersebut. Sebab, masih dalam pembahasan lanjutan antara Pemkot Madiun dan PT KAI Daop 7 Madiun. Yang pasti, Thariq mengaku akan mendukung segala keputusan atau kesepakatan antara kedua belah pihak.
‘’Karena pada intinya demi kepentingan masyarakat,’’ ucapnya.
Diketahui, Jika melihat desain sementara, area parkir di depan stasiun di sebelah timur simpang tiga Jalan Kompol Sunaryo-Jalan dr. Soetomo bakal bergeser ke selatan hingga memakan sebagian badan jalan. Kemudian, jalan ikut bergeser ke selatan memanfaatkan lahan daop 7 yang berada tepat di utara Kantor Ajenrem 081. (*)
KOTA MADIUN (DinasPUPR) – Proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Kota Madiun tengah berprogres. Terbaru, pekerjaan proyek di kawasan TPA Winongo itu menyentuh 3,26 persen selesai.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Madiun Thariq Megah mengatakan, progres pembangunan sementara ini menyentuh pekerjaan awal. Meliputi galian dan pemasangan pancang, pembangunan pondasi, hingga pengecoran dinding. ‘’Progres lebih cepat 0,76 persen dari target rencana 2,5 persen,’’ kata Thariq, Senin (12/8).
Menurut Thariq, DPUPR bakal membangun kantor operasional dan instalasi limbah tinja. Instalasi meliputi pembangunan solid seperation chamber, drying area, anaerobic filter, gudang lumpur tinja, unit fakultatif, unit maturasi, cascade aerator, wetland, dan bangunan pendukung lain. ‘’Insya Allah pekerjaan selesai akhir November nanti,’’ ujarnya.
Thariq menyebut embangunan IPLT senilai Rp 10,6 miliar dari DAK (dana alokasi khusus) 2024 itu terletak di kawasan Jalan Ring Road Barat. Atau di sebelah timur TPA Winongo. Menggunakan lahan seluas 3.895 meter persegi, kapasitas penampungan dan pengolahaan 20 meter kubik per hari. ‘’Lokasi IPLT mempertimbangkan akses jalan yang mudah dan jauh dari permukiman warga,’’ terangnya.
Dia menambahkan, pembangunan IPLT sebagai upaya peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Pengolahan limbah tinja guna menjaga kualitas air tanah maupun air baku. Menciptakan lingkungan bersih dan sehat. Serta, menjadi sarana edukasi peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pencemaran lingkungan. ‘’Keberadaan IPLT sebagai pemenuhan sarana sanitasi dalam mewujudkan Kota Madiun sehat,’’ pungkas Thariq. (*)
KOTA MADIUN (DinasPUPR) – Proyek strategis milik Pemkot Madiun disidak Komisi III DPRD Kota Madiun, Jumat lalu (9/8). Yakni, proyek pembangunan Pondok Lansia di kawasan Lapak Bumi Semendung, Kelurahan Klegen, Kartoharjo dan dan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di kawasan TPA Winongo, Kelurahan Winongo, Manguharjo.
Hasil sidak, progres pekerjaan dua paket proyek tersebut sementara masih on schedule. ‘’Ini bagian dari evaluasi rutin kami. Selain RDP (rapat dengar pendapat), juga sidak bersama mitra kami di eksekutif,’’ kata Sekretaris Komisi III DPRD Kota Madiun Yuliana, Jumat (9/8).
Menurut Yuliana, tidak ada catatan khusus dari Komisi III terhadap dua paket proyek tersebut. Dia menilai pekerjaan sekaligus progres sesuai dengan perencanaan. Hanya, pihaknya mewanti-wanti dinas pekerjaan umum dan penataan ruang (DPUPR) setempat agar pembangunan tidak telat dari target atau jadwal yang direncanakan. ‘’Seluruh proyek fisik kami pantau dan hasilnya sesuai dengan yang kami harapkan,’’ ucapnya.
Selain memastikan progres sesuai jadwal, Yuliana juga memelototi kualitas pekerjaan. Itu mengingat biaya dua proyek tersebut cukup besar. Dengan pengawasan Komisi III, pihaknya berharap rekanan pelaksana tidak main-main. ‘’Tidak ada temuan pengerjaan proyek yang menyimpang,’’ ujarnya. ‘’Secara umum berjalan cukup baik. Semoga membawa manfaat bagi masyarakat,’’ harapnya.
Di tempat yang sama, Kepala DPUPR Kota Madiun Thariq Megah menjelaskan, pengerjaan proyek Pondok Lansia dan IPLT on schedule. Dia mengaku terus mengawal progres pekerjaan secara rutin. Sehingga, ketika terjadi kendala dapat segera diselesaikan. ‘’Alhamdulillah hasil pembangunan sesuai dengan harapan eksekutif dan legislatif. Baik ketepatan waktu maupun kualitasnya,’’ pungkas Thariq. (*)
KOTA MADIUN (Dinas PUPR) – Pasar Pancasila yang semula tampak jadul dan kumuh, kelak akan menjadi modern dan lebih tertata. Pembangunan pasar tradisional di kawasan Jalan Mayjend Sungkono ini ditarget selesai November mendatang.
‘’Pembangunan berprogres. Masuk pekan keempat, realisasinya 6,99 persen. Progresnya lebih cepat dari target rencana 6,17 persen,’’ kata Kabid Cipta Karya Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Madiun Hesti Setyorini, Rabu (7/8).
Pembangunan Pasar Pancasila meliputi pekerjaan beton, atap, pondasi, plesteran, pasangan, dan mekanikal elektrikal. Bangunan utama pasar mengusung konsep modern. Bakal dibangun 20 kios baru. Pun, dua tenant retail serta kawasan plaza. Selain itu, dilengkapi area parkir kapasitas 30 motor dan delapan mobil. ‘’Total ada 30 kios di Pasar Pancasila, 10 kios sudah dibangun tahun lalu,’’ ungkap Hesti.
Pembangunan menyedot anggaran sekitar Rp 1,7 miliar APBD 2024. Butuh waktu sekitar 4-5 bulan untuk menyelesaikan pekerjaan. Diperkirakan selesai paling cepat November atau paling lambat Desember. ‘’Target November bisa selesai,’’ ucapnya.
Dia menambahkan, proyek fisik ini masuk dalam program penataan kawasan. Linier dengan saluran Pancasila yang kelak disulap menjadi kawasan pedestrian. Nantinya, Pasar Pancasila bakal jadi ikon wisata belanja baru di Kota Madiun. ‘’Insya Allah, selesai sesuai jadwal,’’ pungkasnya. (*)
KOTA MADIUN (DinasPUPR) – Proyek pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Kota Madiun tengah berproses. Progres pembangunannya masih dalam tahap pekerjaan awal.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Madiun, Thariq Megah menjelaskan, sementara ini, pekerjaan baru menyentuh galian serta pemasangan pancang. Kemudian, pekerjaan selanjutnya berupa pembangunan pondasi hingga pengecoran dinding.
“Termasuk ada pembuatan akses jalan dan kolam penampungan limbah,” ujarnya saat mendampingi Pj Walikota Madiun dan Tim PPS Kejaksaan Negeri di kawasan proyek IPLT, Rabu (24/7).
Menurut Thariq, terdapat sejumlah item pekerjaan yang akan dibangun DPUPR. Yakni, bangunan kantor operasional dan instalasi limbah tinja.
Untuk instalasinya, meliputi pembangunan solid seperation chamber, drying area, anaerobic filter. Kemudian gudang lumpur tinja, unit fakultatif, unit maturasi, cascade aerator, wetland, dan bangunan sarana pendukung lainnya.
“Insya Allah pekerjaan selesai akhir November,” ungkapnya.
Untuk lokasinya, lanjut Thariq, pembangunan IPLT terletak di kawasan Jalan Ring Road Barat. Tepatnya, di sebelah timur TPA Winongo.
Proyek sarana sanitasi tersebut menggunakan lahan seluas 3.895 meter persegi dengan kapasitas penampungan dan pengolahan lumpur tinja 20 meter kubik per hari. Anggaran bersumber dari dana alokasi khusus (DAK), senilai Rp11,8 miliar.
“Pemilihan lokasi pembangunan IPLT mempertimbangkan akses jalan yang mudah dan jauh dari kawasan permukiman warga,” terang Thariq.
Dia menambahkan, pembangunan IPLT sebagai upaya peningkatan taraf kesehatan masyarakat. Pengolahan limbah tinja guna menjaga kualitas air tanah maupun air baku, menciptakan lingkungan bersih dan sehat, serta menjadi sarana edukasi peningkatan kesadaran masyarakat terhadap pencemaran lingkungan.
“Keberadaan IPLT sebagai pemenuhan sarana sanitasi dalam mewujudkan Kota Madiun sehat,” pungkasnya. (*)