KOTA MADIUN (DinasPUPR) – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Madiun melakukan pengerukan sedimen di saluran Mojorejo sepanjang 500 meter, Kamis (20/10). Kegiatan itu dilakukan sebagai upaya pemerintah mengantisipasi bencana banjir saat musim penghujan seperti saat ini.
Kepala Bidang Pengelolaan Sumber Daya Air (PSDA) DPUPR Kota Madiun, Suyanto mengatakan, kondisi eksisting saluran Mojorejo mengalami pendangkalan setinggi 80 sentimeter hingga satu meter. Karena itu pengerukan pun dilakukan dengan menerjunkan alat berat.
“Kita harus mengangkat sedimen ini agar aliran air lancar. Jadi saluran air ini debitnya kalau musim hujan termasuk besar karena hulunya ini dari kawasan pabrik Kanigoro itu,” ujarnya.
Dalam proses pengerukan itu pun diakui mengalami kendala. Salah satunya di kondisi eksisting yang berada pada jalur inspeksi saluran, banyak pohon bambu yang harus ditebang. Hal itu agar tidak menghambat proses pengerukan. Selain itu pengerukan sedimen dilakukan untuk mengembalikan kondisi saluran yang memiliki kedalaman 2,5 meter.
“Kalau saluran ini dimensinya berkurang dan debitnya besar nanti airnya bisa meluber ke pemukiman. Terutama di daerah koramil yang ada di sebelahnya saluran ini, kemudian di perumahan Bumi Mas 2 serta perumahan Manisrejo 1. Sebab di Manisrejo 1 itu ada outlet yang menuju ke saluran Mojorejo ini,” katanya.
Ia menargetkan pengerukan sedimen di saluran Mojorejo itu tuntas dalam waktu dua bulan. Kegiatan tersebut dianggarkan sekitar Rp200 juta. Pengerukan sedimen itu dilaksanakan oleh pihak ketiga dibantu tiga orang tenaga DPUPR. Selain di saluran Mojorejo, kegiatan serupa juga akan dilaksanakan di saluran Terate barat yang saat ini masih tahap persiapan.
“Kalau di saluran Terate barat masih persiapan karena kemarin baru saja tanda tangan kontrak dan diusahakan akhir November bisa selesai,” pungkasnya. (*)