DPUPR Lakukan Perawatan Patung Pendekar

Diganti : Dinas PUPR Kota Madiun melakukan perawatan patung Pendekar Jalan Diponegoro.

KOTA MADIUN (DinasPUPR) – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kota Madiun melakukan perawatan patung Pendekar di simpang lima Diponegoro. Yakni penggantian as pada patung tersebut.

Kepala Bidang Bina Marga DPUPR Kota Madiun, Thariq Megah mengatakan, as tersebut telah berumur dua tahun sehingga perlu dilakukan penggantian. Ini dilakukan untuk mengurangi potensi bahaya yang terjadi akibat korosi. Pun penggantian as itu juga berpengaruh terhadap dinamo.

Lembur : Sejumlah petugas dan alat berat diterjunkan selama perawatan Patung Pendekar.

“Makanya ini kita ganti dengan laher. Jadi lebih ringan untuk mutarnya. Kalau tidak diganti dan dipaksa, itu nanti yang rusak justru dinamonya patung itu,” katanya, Jum’at (8/7).

Thariq menyebut, sebelumnya juga dipasang as namun berbentuk roda. Saat ini diganti laher model tirus atau lancip menyerupai kerucut. Fungsinya bisa menyangga patung. Penggantian laher itu dilakukan sejak Kamis (7/7) pukul 18.30 WIB hingga Jum’at (8/7) pukul 03.30 WIB.

“Ini masih maintenance ke dinamonya. Prosesnya adalah pembuatan bantalan dinamo yang sekarang masih di desain di tukang las. Jadi memang sudah dua tahun dan masa pemeliharaan dari penyedia sudah habis, ya kita yang maintanance pembenahannya,” terangnya.

Perawatan : Penggantian as dilakukan sebagai upaya maintenance.

Pemasangan plat dinamo bantalan bisa dilakukan dari bawah. Artinya tidak mempengaruhi patung pendekar yang saat ini terpasang.

“Kita masih koordinasikan dengan tukang desainnya. Kalau sudah ready, baru kita jadwalkan untuk pemasangan,” ucapnya.

Thariq menegaskan, kondisi patung Pendekar saat ini masih bagus. Beratnya sekitar 3 kwintal berbahan dasar tembaga. Pun aksesoris lain di tugu pendekar itu juga diklaim masih layak. Salah satunya jam yang bisa dimanfaatkan pengguna jalan dari empat penjuru. Jika sebelumnya menggunakan jam digital, kini diganti dengan jam analog.

“Kalau jam digital itu pengaruhnya ke dinamo, akhirnya sering mati. Makanya kita ganti dengan jam analog,” pungkasnya. (*)

Tulisan ini dipublikasikan di Berita dan tag , , , . Tandai permalink.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *